Karikatur tersebut menggambarkan tentang situasi serba sulit rakyat kecil saat ini yang sering dimanfaatkan oleh kaum intelektual sebagai sebuah slogan yang seolah-olah harus diperjuangkan, padahal slogan tersebut diusung demi kepentingannya sendiri.
Ya, hanya sebuah slogan…
Slogan itu seperti angin berlalu hanya sebatas ucapan-ucapan / jargon-jargon yang tak bernyawa, dan tak bisa menuntut pengusungnya.
Ya mahasiswa, ya pejabat, ya partai politik, ya mereka yang duduk di DPR, hampir semuanya pernah mengatasnamakan rakyat kecil dalam setiap slogannya. Pertama mahasiswa yang acap kali demo menuntut kesejahteraan rakyat miskin, seringkali hanya bikin rusuh dan kisruh saja saat berdemo. Lalu lintas menjadi macet, dan seenaknya saja bakar ban ditengah jalan.
Kedua adalah Pejabat, berdalih membuat kebijakan untuk rakyat, terkadang malah diselewengkan untuk suatu kepentingan yang tersembunyi. Ketiga adalah Parpol, saat musim pemilu tiba, mulailah banyak bermunculan figur-figur yang seolah-olah sangat berempati kepada rakyat, janji inilah, itulah, bermacam-macamlah, namun kenyataannya saat pemilu itu berakhir, rakyat-rakyat kecil itu tetap menjadi rakyat kecil yang tetap tertindas.
Dalam hal ini, rakyat kecil seolah hanya menjadi sebuah simbol ketidakberdayaan dan ketidakmampuan yang harus diperjuangkan. Namun hasil yang ingin benar-benar dinanti oleh rakyat hingga sekarang tak kunjung datang dan malah membuat situasi yang semakin hari kian mencekik.
Sangat dengan jelas sekali tersirat dalam karikatur tersebut menunjukkan beberapa proyek-proyek yang sebelumnya mengatasnamakan rakyat, namun nyatanya malah membuat ketidakadilan pada rakyat kecil itu sendiri. Penggusuran-penggusuran tanah dengan penggantian yang tidak setimpal membuat penindasan atas nama rakyat itu semakin tampak mencorong.
Ya, hanya sebagai simbol…
PESAN DALAM BOTOL - Hanya Sebuah Slogan Kosong Belaka.
Ithu sLogan Fha bUkan che??
BalasHapus